4 Apr 2008

Menanti di Barzakh


Ku merintih aku menangis, ku meratap aku mengharap
Ku meminta dihidupkan semula, agar dapat kembali ke dunia nyata
Perjalanan rohku melengkapi sebuah kembara,
Singgah dirahim bonda sebelum menjejak ke dunia…

Menanti di barzakh sebelum berangkat ke mahsyar,
Diperhitung amalan penentu syurga atau sebaliknya

Tanah yang basah berwarna merah, semerah mawar dan juga rindu
Tujuh langkah pun baru berlalu seusai talkin bernada syahdu…

Tenang dan damai dipusaraku, nisan batu menjadi tugu,
Namun tak siapa pun tahu resah penantianku….

Terbangkitnya aku dari sebuah kematian,
seakan ku dengari tangis mereka yang ku tinggalkan…


kehidupan disini bukan suatu khayalan tetapi ia sebenar kejadian,
kehidupan disini bukan suatu khayalan tetapi ia sebenar kejadian,

kembali roh kembali ke dalam diri…
sendirian sendiri, sendiri bertemankan sepi….

Hanya kain putih yang membaluti tubuhku,
Terbujur dan kaku jasad
Di dalam keranda kayu

Ajal yang datang di muka pintu tiada siapa yang memberitahu,
Tiada siapa pun dapat hindari, tiada siapa yang terkecuali…

Lemah jemari nafas terhenti tidak tergambar sakitnya mati,
Cukup sekali tak sanggup untuk ku mengulangi..

Jantung berdegup kencang menantikan malaikat datang,
Menggigil ketakutan gelap pekat di pandangan…

Selama ini diceritakan kini aku merasakan,
Di alam barzakh jasad dikebumikan…2X

Ku merintih aku menangis, ku meratap aku mengharap
Ku meminta dihidupkan semula, agar dapat kembali ke dunia nyata


Far East
Menanti Di Barzakh



Setiap orang yang berusaha untuk meninggikan kalimah Islam boleh menggunakan segala yang ada padanya seperti harta benda, jiwa raga, pena (penulisan), dan lisan (dakwah).
-Sayyid Abul 'Ala al Maududi-