28 Apr 2009

Sejuk ya embun pagi....

Sejuk ya embun pagi....
Seusai solat jemaah subuh di surau,...
Semua kaki melangkah keluar,...

Tika kaki menapak keluar pagar,..
Bayu makin galak menyapa,..
Masih terasa,..kelibat pagi walau malam telah puas membalut tubuh langit...

Daunan membisik-bisik,...
Terliuk lentok diterpa sulaman bayu,...mengeluarkan irama...
Gemersik lafaz yang tidak fahami,...
Ya , daun anak pohon palma itu mengakui,..
Pagi ini bak salju nyamannya,...

Semua sudah beransur,
Surau sepi kembali...
Harap akan kembali...warga...kalau tidak Dhuha, bila Zohor menerpa,..
Aku tinggal lagi,..

aku masih tinggal di situ,...
merenung,...menghayati,....bukti bayu yang tidak nampak,...
terus memerhati,...

makin rancak,...daunan palma itu...berkata-kata,...
aku menggeleng,...tapi gelengan ku itu terzahir di perlakuan,...
urat senyum mencetus bahasa agar difahami oleh warga muka...

Ngapain ya,...kamu tidak sepertiku,...
Aku masih tersenyum....
Ngapaian ya,...kamu tidak sepertiku,...
Aku terkedu,..senyum terlerai menjauh dari tubuh.

Kamu,...manusia,..kenapa kamu tersenyum,...?
Eh,....aku bermimpikah,...
Kamu,...ya,..kamu....

Aku menggeleng kembali,..rancak luarbiasa berbanding tadi,...
Gelengan terkedu,...gelengan makhluk yang terkejut...

Aku mahu menapak pulang...mahu pecut
Ini sungguh luarbiasa,...bila difikir kembali,..tapi mengapa aku mahu lari,...
Ini mesti kerjanya tentera syaitan,...yang masih tidak puas hati sejak aku bertahajud sejak jam 5,...
Makhluk laknat ini kembali lagi,...tadi juga dia menyapa aku ketika mahu sujud....
Hishhh,....mahu saja aku sebat mereka,....

Kamu mahu ke mana?
Aku bukan makhluk Tuhan yang terkutuk,...
Kamukah pohon palma?....kamukah yang menyapa ku?...
Apa betul kamu bercakap denganku?

Ya,...aku berbicara denganmu...
Dari kalam Tuhanku,..
Adakah Tuhanmu juga adalah tuhanku?
Ya...apa fikirmu?...
Kamu fikir aku masih si laknat itu?
Maafkan aku...maafkan aku....

Kamu manusia,....

Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Sungguh indah katamu itu,..
Ya,...kamu tahu itu kalam TuhanMu,..
Juga Tuhanku,...
Kalam itukan datang dalam bahasa mu,...
Kenapa sukar untuk terima?

Aku kurang fasih,...aku jauh terlontar dari medan manusia yang berkolamkan bahasa itu,,..
Itu alasan mu,...
Pohon palma melentok lagi,..seolah-olah menggeleng

Angin pagi makin kurang,...
Haba pula yang menjelang,...

Sahabatku sudah muncul,...
Aku berpaling,...
Oooh,...
sudah muncul mata untuk hari ini,...
Kamu perlu pulang....
Sebentar pohon palma,...aku mahu bertanya...
Tidak,...kamu perlu pulang,...
Tapi aku ingin berbicara lagi denganmu,...

Kamu berbicaralah dengan dirimu,...
Bukankah tuhan telah beri kamu akal yang sihat
Aku perlu pergi,..
Aku masih ada urusan,...
Apa urusanmu wahai anak pohon palma yang betah berbicara,...

Kamu carilah sendiri kalam Tuhan,...
Sudah,...sudah,....
Rugi saja masaku bazirkan hanya untuk berbual denganmu,...
Aku perlu solat dan bertasbih kepada Tuhanku,...
Walau aku hanya deretan tumbuhan di pagar surau,...
Angin kembali menerpa,...

Eh,...bising sungguh kenderaan itu,...mengganggu
Anak pohon palma?...pohon palma?...
Tiada lagi bisik gemersik....
Palma sudah tetap berdiri,...sepertinya mahu solat...
Apa maksudnya...kamu tidak sepertiku...kamu tidak sepertiku...
Sambil ku menapak pulang,....

Matahari juga mahu menyapa,...tapi luar biasa caranya,...
Sapa apa ini menyakit mata?




Setiap orang yang berusaha untuk meninggikan kalimah Islam boleh menggunakan segala yang ada padanya seperti harta benda, jiwa raga, pena (penulisan), dan lisan (dakwah).
-Sayyid Abul 'Ala al Maududi-