19 Jun 2008

Ragu dengan Istikharah Saya

Assalaamualaikum wr.wb

Saya seorang mahasiswa yang berkecimpung dibidang agama dan umum yang insya Allah tahun ini akan beres kuliahnya. bu saya jatuh hati pada teman sesama aktivis tapi saya ga pernah mengatakannya karena takut dosa(pacaran) oleh karena itu saya langsung shalat istikharah meminta petunjuk apakah ahwat itu terbaik ga buat saya, beberapa hari kemudian saya mimpi bahwa ahawat tu terbaik buat saya tapi yang anehnya kenapa ahwat itu suka pada teman saya dan insya Allah akan menikah. yang saya tanyakan apakah mimipi itu petunjuk atau bunga tidu terus kalau kita melakukan istikharah bentuk ptunjuknya seperti apa?


Jawaban

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh

Sdr yang dirahmati Allah,

Saya memahami dan salut pada apa yang Anda lakukan, yakni tidak berpacaran sebelum menikah… semoga menjadi catatan timbangan amal yang akan memberatkan Anda nantinya.. dan semoga kesabaran Anda digantikan Allah dengan nikmat yang jauh lebih baik setelah Anda menikah nantinya. Amiin… Sesuai ajaran dien Islam yang hanif, maka shalat istikharah dilakukan untuk meminta taufik (pertolongan) dan kemudahan kepada Allah.

Jabir bin Abdullah berkata, “Rasulullah saw mengajari kami istikharah (shalat untuk meminta pilihan) dalamsemua perkara sebagaimana beliau mengajari kami surat Al-Qur’an, sabdanya, ”Apabila salah seorang dari kamu berkepentingan terhadap suatu urusan (menghadapi suatu urusan penting), maka hendaklah ia melakukan shalat dua rakaat yang bukan shalat fardhu, kemudian dia berdoa…”

Maksud istikharah ini agar hamba bertawakkal kepada Allah dan menyerahkan urusannya kepadaNya untuk dipilihkan yang baik di mana pun ia berada. Tetapi tawakkal dan penyerahan ini tidaklah benar sehingga manusia berusaha keras mencari kebaikan itu sesuai dengan usahanya. Kemudian dia kembali kepada Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa, meminta kepadaNya agar dimudahkan bila urusan itu baik untuknya, atau meminta dipalingkan darinya bila urusan itu tak baik untuknya. Setelah istikharah, dia harus melakukan urusannya tanpa menunggu mimpi atau menunggu kelapangan dada atau menunggu datangnya ilham lewat peristiwa tertentu; yang demikian tidak terdapat dalam hadits, bahkan bisa menjadikan bimbang karena melihat bolak-baliknya hati dan perasaannya dari waktu ke waktu, karena menimbang segi-segi positif dan negatifnya urusan. (Lihat buku Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita jilid 5).

Saudara yang dijagai Allah, Mimpi itu bukan dalil.Tidak ada teks nash yang mengatakan demikian, kecuali mimpi para Nabi. Itu berarti wahyu. Untuk itu, Anda harus mencari pembuktian dengan cara mengungkapkannya kepada sang akhwat dengan cara-cara yang baik dan syar’i. Anda bisa menempuh cara langsung, dengan surat, SMS atau lewat perantara yang amanah dan dapat dipercaya.
Setelah itu anda dapat menempuh langkah selanjutnya. Kalau ternyata sang akhwat sudah dikhitbah atau sudah menjalani proses menuju pernikahan dengan yang lainnya..seperti yang Anda alami..jangan putus asa..!

Yakinlah Allah sudah menyimpan yang terbaik untuk Anda dan ada hikmah yang jauh lebih baik dari kejadian ini, insya Allah. Ok…jangan menyerah dan terus berjuang…..do’a Ibu mengiringi agar Anda dipertemukan dengan jodoh yang tepat.

Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Ibu Urba


Setiap orang yang berusaha untuk meninggikan kalimah Islam boleh menggunakan segala yang ada padanya seperti harta benda, jiwa raga, pena (penulisan), dan lisan (dakwah).
-Sayyid Abul 'Ala al Maududi-