Terkadang ku takut, Ya Allah,
Kerna diri ini, bila iri,
Lantas ia sering melupai,
Cebisan kerisauan itu,
seringsaja membuatkan diri rasa sunyi-
Lantaran kedhaifan diri yang begitu meragut,
Kerap aku mengecam,selepas puas dikecam,
namun penghujungnya, penyudahnya,
membutakan hati, merencatkan minda,
Aku risau, lantaran nama-nama hebat,
Sering saja kedengarannya gugur,
Menggugupkan yang tinggal,
Adakah bisa diri ini juga merasa
kepahitan sang pengembala,
tatkala mengatur jarum-jarum kehidupannya.
Puas aku berkeras, untuk memaksa kejahilan,
Keluar dari lekuk-lekuk minda,
Supaya tiada lagi kekangan
atau sebarang bentuk alasan.
Apakah kekacauan ini, bisa memekak telinga,
Dengan pendapat yang sering saja tersasul,
Dengan keputusan yang menzahirkan kebaculan.
Hampir tiba saatnya,
Sekarang diri perlu berdiri,
Kalau perlu ia dihadapan,
Ia jadi tamsilan,
Kalau perlu seiringan,
Ia jadi pedoman.
Faqir il Allah
Diri Ini
Majulah ikhwah untuk Dakwah